Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ujian SBMPTN Selalu Ada Kecurangan, Kenapa ya?

Penulis : Ahmad Haetami
Editor : Adelia Rahmawati

                      Sumber : Pixabay

Jakarta - Anak muda Indonesia zaman sekarang sudah canggih teknologi loh! Buktinya saat kemarin tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ada tuh yang pakai chip alat bantu dengar yang ditanam di telinga untuk membantu pengerjaan ujiannya.

Seolah-olah kayak alat bantu dengar tunarungu. Eitss, tapi ternyata oh ternyata, chip yang ada di telinga ini ternyata buat contekan.

Bagi kamu yang belum tau, jadi salah satu tempat lokasi pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang berada di Jakarta pernah ditemukan beberapa pesertanya terindikasi melakukan kecurangan saat melakukan ujian.

Hal yang membuat menarik yaitu empat pelaku pemakai chip ini pilihan program studinya cukup sulit dan bergengsi, yaitu Kedokteran.

Kenapa Selalu Ada "Tradisi" Kecurangan Setiap Ujian SBMPTN?

Enggak bisa dipungkiri, kecurangan dalam ujian terutama saat saat pengerjaan SBMPTN selalu ada di tiap tahunnya. Mengapa hal ini selalu terjadi?
Kok bisa-bisanya ya selalu ada kejadian nggak jujur saat pengerjaan ujian SBMPTN? Berikut ini sudah kami rangkum alasan mengapa saat ujian SBMPTN selalu ada kejadian kecurangan-kecurangan.

1. Kejujuran dalam pendidikan yang belum maksimal

Kamu tau enggak kalau setiap orang punya tingkat sikap kejujuran yang berbeda-beda. Sebab, keluarga dan sekolah yang menjadi tempat awal dalam terbentuknya karakter jujur pun sudah beda.
Menurut penelitian yang dilakukan Civic Honesty Around the Globe, Indonesia berada di ranking 33 dari 40 negara tentang seberapa jujur masyarakatnya. Si peneliti kasih amanah untuk jaga dompet yang berisi uang dan data pribadi yang lengkap ke warga lokal.
Nah, dari situ terlihat bagaimana orang-orang di seluruh dunia bertindak. Ada yang melaporkan dompet hilang, ada juga yang dompetnya diambil.
Selain dari penelitian itu, pasti kamu juga sadar bagaimana orang Indonesia dengan setinggi apapun pendidikannya, ada juga kemungkinan mereka untuk nggak jujur.
Banyak contoh kasusnya, salah satunya ya jelas praktik korupsi. Korupsi merupakan kasus yang paling jelas kalau orang Indonesia masih belum jujur banget.
Semua itu lagi-lagi karena metode pembelajaran di sekolah Indonesia yang dinilai masih kurang mengimplementasikan sikap kejujuran.

2. Persaingan ketat bimbingan belajar (bimbel)

Sudah jadi rahasia umum bukan kalau bimbel malah jadi tempat ternyaman siswa buat belajar?
Alih-alih sekolah, bimbel biasanya lebih asyik dan punya program khusus yang lebih well-prepared untuk persiapan masuk kampus.
Saking well-prepared-nya, bimbel sampai tau soal-soal asli SBMPTN. Bisa dapat dari siswanya yang membagikan soal atau bahkan dapat bocoran langsung dari "sumber terpercaya".
Hal seperti ini bisa terjadi karena tiap bimbel punya ambisi untuk unjuk gigi siapa siswanya yang paling terbaik dan berhasil bawa prestasi. Semakin banyak siswa-siswinya yang masuk kampus dengan bantuan bimbelnya, maka tempat itu semakin dikenal dan dipercaya orang.
Biasanya setelah nilai SBMPTN keluar, nilai-nilai tersebut dipamerkan, seperti nilai tertinggi seprovinsi dari bimbel satu atau peraih nilai Kimia tertinggi senasional dari bimbel dua.

3. Terlalu terobsesi dengan perguruan tinggi negeri (PTN)

Konon pernah ada cerita seorang siswa sampai jadi gila karena gagal masuk universitas beralmet kuning.
Beberapa orang menganggap memang PTN punya daya tariknya tersendiri dan bisa dibilang terjamin dari segi kualitas.
Namun, anggapan ini terlalu sering diglorifikasi dan siswa selalu nurut akan hal tersebut tanpa ada opsi sudut pandang yang lain.
Bisa saja kan PTN yang kamu mau tuju nggak sebagus yang dibayangkan? Bisa aja kan perguruan tinggi swasta (PTS) justru malah lebih terjamin dalam hal metode pembelajarannya?
Semakin terobsesi dengan PTN, maka siswa akan berjuang sekeras mungkin agar masuk kampus negeri tersebut. Namun menjadi dilupakan bagaimana nasib mereka jika nggak ditakdirkan untuk masuk PTN.

4. Hukum Indonesia yang kurang menggigit

Klise dan capek juga nggak sih kalau menjelaskan gimana kualitas hukum di Indonesia?
Dengan terbenamnya mindset bahwa hukum di Indonesia nggak "seserem" itu, maka siswa juga nggak merasa takut kalau melakukan tindak kecurangan.
Masih didapati terjadinya soal bocor atau kecurangan lain dalam tes SBMPTN karena beberapa orang berani melakukan hal tersebut dan punya alasan "Palingan juga lolos dari jeratan hukum, kok!".

Kesimpulan

Salah satu jalan masuk untuk ke perguruan tinggi negeri ini menentukan masa depan, siswa dan siswi memiliki tanggung jawab yang besar untuk melakukan sesuatu hal yang boleh dilakukan dan menjauhi segala hal yang dilarang.
Semakin siswa dan siswi sadar akan pentingnya perguruan tinggi bagi hidup mereka, sepatutnya mereka juga akan melakukan hal yang terbaik demi masa depan mereka dengan melakukan hal yang jujur dan benar.
Sesungguhnya, seperti kata-kata quotes klise, "Indonesia nggak butuh orang pintar, tapi butuh orang jujur".

Posting Komentar untuk "Ujian SBMPTN Selalu Ada Kecurangan, Kenapa ya?"